Subscribe

RSS Feed (xml)

Powered By

Skin Design:
Free Blogger Skins

Powered by Blogger

BERBAHAGIA TANPA PACARAN

LARANGAN ALLAH MENDEKATI ZINA (PACARAN)

” Dan janganlah kamu mendekati zina, Sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. dan suatu jalan yang buruk.” ( QS. Al Isra : 32 )

Jika kita benar-benar menggunakan logika keimanan, kita akan mengerti makna yang dalam dari ayat tersebut. Allah tidak hanya melarang perbuatan zina tapi juga melarang segala bentuk perbuatan yang mengarahkan kita kepada zina, misalnya pacaran.
Tak ada yang harus disangkal lagi tentang larangan itu. Allah Swtlebih tau apa yang membahayakan hambanyasehingga harus menarik mereka pada garis batas terjauh dari sesuatau hala yang berbahaya baginya.

Allah swt tidak mengeluarkan suatu larangan saja bagi hambanya tanpa memberiakn solusi lain yang lebih baik. Ketika allah melarang hambanya mendekati zina (pacaran) allah menawarkan solusi lain bagi hambanya yaitu ta’aruf. Saat allah meharamkan perbuatan zina, allah berikan alternatif lain yaitu pernikahan. Sungguh allah maha pengasih dan penyayang.

PACARAN = GHOWZUL FIKRI

Sangat disayangkan, Pacaran dinegara yang mayoritas penduduiknya muslim seperti indonesia ini, terutama zaman sekarang merupakan hal biasa, seperti menuangkan kecap ke bakso dan tak ada yang mempersalahkan, lebih gawatnya lagi malah orang-orang yang tidak pacaran yang menjadi gunjingan, dianggap ketinggalan jaman atau tidak laku. Begitulah imbas dari ghowzul fikri dari kaum kafir untuk menghancurkan islam.

PACARAN DALAM KACAMATA ISLAM

Sebagian orang berpendapat, pacaran akan menjadi motivator untuk pergi ke sekolah, menghibur hati, tempat berbagi, sandaran jika mengalami masalah, pelajaran hidup dan membuat orang menjadi lebih baik.
Sebuah hadish meriwayatkan :
” janganlah mencari obat dari sesuatu yang diharamkan.”
Maka dari itu tidak dibenarkan dalam islam mengobati penyakit dengan air kencing, darah dan daging haram. Seperti tulah pacaran dalam kaca mata islam.

PACARAN BUKAN AJANG PERKENALAN MENUJU PERNIKAHAN MENURUT ISLAM

Ironisnya zaman sekarang ini, pacaran sudah menjadi rukun perkenalan sebelum menikah, sedangkan ta’aruf tidak banyak yang tau.
Pacaran dengan niat untuk menjalin silaturrahmiatau perkenalan menuju pernikahan, ibarat seorang pejabat yang mencari nafkah untuk menghidupi anak dan isterinya, tetapi semua itu didapatkan dari hasil korupsi. Apakah akan barokah dengan jalan yag salah? Apaka akan barokah keturunan (anak-anak) yang dihasilakn dari ikatan pernikahan tetapi melalui jalur pacaran?wallahu a’lam bishawab.

MEREKA YANG MENDEKATI ZINA (PACARAN) TANPA SADAR

Fenomena lain yang tak kita sadari, walaupun kita waspada pacaran, tetapi demi mendapatkan si calon suami/ istri, kita berani menempuhnya dengan jalan pacaran. Hitung-hitung menunggu waktu pernikahan yang sebentar lagi akan mendapat restu sana-sini. Terkadang dalam kondisi ini mereka yang semula berkata TIDAK PACARAN , bisa saja salah langkah dan salah-salah bisa terjadi keintiman sama sepeti komunikasi orang berpacaran padahal belum ada ijab kabul , sehingga niat yang semula lurus dinodai oleh syahwat.


PERTUNANGAN YANG DISALAH ARTIKAN

Banyak orang mengira, seorang laki-laki dan perempuan boleh saja pergi berdua layaknya suami-istri, berpelukan, gandengan tangan, dsb. mereka menganggap itu semua hal yag wajar dilakukan dan suatu yang legal

Sebuah petikan lirik lagu Nasyid yang dibawakan grup nasyid negeri jiran, Inteam menyebutkan.
” Sebelum diijab kabulkan, syariat tetap membataskan, pelajari ilmu rumah tangga agar kita lebih bersedia mengarungi bahtera rumah tangga”
Pertunangan tidak sama dengan ijab kabul, melainkan hanya ”tanda” bahwa perempuan tersebut telah dipinang, sehingga tidak halal bagi muslim lainnya untuk meminangnya lagi. Dalam masa pertunangan ini (menunggu ijab kabul) belum halal antara keduanya bersentuhan kulit apa lagi lebih dari itu. Hanya ijab kabul satu-satunya pintu yang menghalalkannya.

BAGAIMANA BISA KITA TIDAK BERPACARAN PADAHAL ORANG DISEKITAR KITA BERPACARAN ?

Memang perjalanan menuju titik kebahagiaan dengan menjunjung aturan allah begitu sulit dan terjal, apalagi dengan harus menutup mata dari merasakan indahnya cinta masa remaja.
Coba tanyakn pada diri sendiri, Apakah kita juga ingin merasakan panasnya bara neraka seperti mereka disekitar kita berbondong-bondong mengulurkan tangan merasakan panasnya bara neraka.Tentu kita tidak mau bukan?!

BERBAHAGIALAH TANPA PACARAN

Berbahagialah bagi kamu yang pulang sendirian dengan angkot, melewati malam minggu sendirian tanpa kekasih, atau bejalan hampa tanpa pendamping, sesungguhnya bila kita sabar kenikmatan itu akan datang.
Ingatlah peribahasa ” Berakit-rakit kehulu berenang-renang ketepian. Bersakit sakit dahulu bersenang-senang kemudian.”
Allah juga berjanji dalam alquran :
” Dan wanita yang baik itu untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik untuk wanita yang baik, ...”
Berbahagialah bagi kamu yang disebut ketinggalan jaman atau tidak laku, sesungguhnya engakulah yang sesungguhnya sangat mahal dan yang paling tinggi harganya disisi allah, karena engkau tidak mau menjual harga diri dan tubuhmu dengan harga murah kepada mereka yang menjadikan hawa nabsu sebagai tuhannya.

3 comments:

padang pasir said...

:) owh gitu ya mbak :) thank's ya atas tulisannya enak banget dibaca tuk membentengi diri dari kemaksiatan hihihihi

ibnu pangkep said...

[hiduplah di dunia seolah-olah km jadi org asing ataukah orang2 yg hanya lewat]

nora said...

iya,begitulah seharusnya,tapi ujiannya terlalu banyak...sabar aja,pelan2 juga akan berbuah manis,terimaksih ya buat yang udah comment,salam kenal aja

Post a Comment

commentnya disini!